Folklor: Pengertian, Ciri-Ciri, Fungsi, Dan Contohnya
Folklor. Apa sih yang langsung terlintas di benak kalian ketika mendengar kata ini? Mungkin cerita-cerita zaman dahulu, legenda, atau bahkan mitos yang sering kita dengar dari kakek nenek kita? Nah, folklor memang erat kaitannya dengan semua itu, guys. Tapi, sebenarnya apa sih pengertian folklor itu sendiri? Yuk, kita bahas tuntas!
Pengertian Folklor Menurut Para Ahli
Secara etimologis, kata "folklor" berasal dari bahasa Inggris, yaitu gabungan dari kata "folk" yang berarti rakyat atau sekelompok orang, dan "lore" yang berarti tradisi atau pengetahuan. Jadi, secara sederhana, folklor dapat diartikan sebagai tradisi atau pengetahuan yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat dan diwariskan secara turun-temurun. Tapi, tentu saja, pengertian ini masih terlalu umum. Mari kita lihat beberapa definisi folklor menurut para ahli:
James Danandjaja
Menurut James Danandjaja, seorang tokoh folklor Indonesia, folklor adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan secara turun-temurun, di antara kolektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai gerak isyarat atau alat pembantu pengingat (mnemonic device).
Definisi ini cukup kompleks, tapi intinya adalah folklor merupakan bagian dari kebudayaan suatu kelompok masyarakat yang disebarkan dan diwariskan secara turun-temurun dalam berbagai bentuk. Bentuk-bentuk folklor ini bisa berupa lisan (seperti cerita, nyanyian, atau pantun), maupun bukan lisan (seperti tarian, upacara adat, atau arsitektur tradisional). Selain itu, folklor juga memiliki versi yang berbeda-beda, tergantung pada siapa yang menceritakan atau melakukannya.
William R. Bascom
William R. Bascom, seorang antropolog Amerika, mendefinisikan folklor sebagai bagian dari kebudayaan yang meliputi segala macam bentuk ekspresi tradisional yang tersebar dalam bentuk lisan, sebagian besar dalam bentuk lisan atau melalui contoh, serta bersifat anonim dan kolektif.
Bascom menekankan bahwa folklor adalah ekspresi tradisional yang disampaikan secara lisan atau melalui contoh. Artinya, folklor tidak hanya berupa cerita atau nyanyian, tapi juga bisa berupa tarian, upacara adat, atau bahkan cara membuat kerajinan tangan tradisional. Selain itu, Bascom juga menyoroti sifat anonim dan kolektif dari folklor. Artinya, folklor biasanya tidak diketahui siapa penciptanya dan dimiliki oleh seluruh anggota masyarakat.
Jan Harold Brunvand
Jan Harold Brunvand, seorang ahli folklor Amerika, memberikan definisi yang lebih luas. Menurutnya, folklor adalah tubuh pengetahuan tradisional dan kepercayaan yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat, yang meliputi cerita rakyat, legenda, mitos, dongeng, lelucon, teka-teki, peribahasa, mantra, ramalan, nyanyian rakyat, tarian rakyat, permainan rakyat, adat istiadat, kepercayaan, seni rupa rakyat, arsitektur rakyat, makanan rakyat, pakaian rakyat, obat-obatan rakyat, dan lain-lain.
Brunvand memasukkan berbagai macam unsur ke dalam definisi folklor, mulai dari cerita rakyat hingga makanan rakyat. Hal ini menunjukkan bahwa folklor mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat tradisional. Dengan kata lain, folklor adalah cerminan dari identitas dan jati diri suatu kelompok masyarakat.
Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa folklor adalah segala sesuatu yang menjadi milik suatu kelompok masyarakat dan diwariskan secara turun-temurun, baik secara lisan maupun bukan lisan. Folklor mencakup berbagai macam bentuk ekspresi budaya, mulai dari cerita rakyat hingga adat istiadat. Folklor juga memiliki peran penting dalam membentuk identitas dan jati diri suatu kelompok masyarakat.
Ciri-Ciri Folklor yang Perlu Kamu Tahu
Setelah memahami pengertian folklor, sekarang kita bahas ciri-cirinya, guys. Ciri-ciri ini penting untuk membedakan folklor dari bentuk-bentuk kebudayaan lainnya. Berikut adalah beberapa ciri-ciri folklor yang paling umum:
- Penyebaran Lisan: Ciri utama folklor adalah penyebarannya yang dilakukan secara lisan, dari mulut ke mulut, atau melalui contoh dan praktik langsung. Proses ini memungkinkan folklor untuk terus hidup dan berkembang seiring berjalannya waktu.
 - Bersifat Tradisional: Folklor selalu berkaitan dengan tradisi atau kebiasaan yang telah lama dilakukan oleh suatu masyarakat. Tradisi ini diwariskan dari generasi ke generasi dan menjadi bagian penting dari identitas budaya mereka.
 - Anonim: Kebanyakan folklor tidak diketahui siapa penciptanya. Cerita, lagu, atau tarian tradisional biasanya muncul dan berkembang secara kolektif di masyarakat.
 - Memiliki Versi yang Berbeda: Karena disebarkan secara lisan, folklor seringkali memiliki berbagai versi yang berbeda-beda. Setiap pencerita atau pelaku dapat menambahkan atau mengurangi detail cerita sesuai dengan interpretasi mereka.
 - Bersifat Kolektif: Folklor dimiliki dan dinikmati oleh seluruh anggota masyarakat. Ini bukan hanya milik individu tertentu, tetapi merupakan bagian dari warisan budaya bersama.
 - Polos dan Sederhana: Bahasa dan gaya penyampaian folklor cenderung polos dan sederhana, mudah dipahami oleh semua kalangan masyarakat.
 - Memiliki Fungsi Sosial: Folklor memiliki berbagai fungsi sosial, seperti sebagai hiburan, pendidikan, penguat norma sosial, atau bahkan sebagai alat kontrol sosial.
 
Fungsi Folklor dalam Kehidupan Masyarakat
Folklor bukan hanya sekadar cerita atau tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Lebih dari itu, folklor memiliki fungsi penting dalam kehidupan masyarakat. Berikut adalah beberapa fungsi folklor yang paling utama:
- Sebagai Sistem Proyeksi (Projective System): Folklor seringkali menjadi media untuk memproyeksikan keinginan, harapan, dan kekhawatiran masyarakat. Melalui cerita atau mitos, masyarakat dapat mengekspresikan hal-hal yang sulit diungkapkan secara langsung.
 - Sebagai Alat Pengesahan Kebudayaan (Validation of Culture): Folklor membantu mengesahkan dan melegitimasi norma-norma sosial dan nilai-nilai budaya yang berlaku di masyarakat. Cerita-cerita tentang asal-usul suatu tradisi atau aturan dapat memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap tradisi tersebut.
 - Sebagai Alat Pendidikan (Educational Device): Folklor dapat menjadi sarana pendidikan yang efektif, terutama bagi anak-anak. Melalui cerita rakyat, anak-anak dapat belajar tentang nilai-nilai moral, sejarah, dan budaya mereka.
 - Sebagai Alat Pemaksa dan Pengawas Norma-Norma Masyarakat (Means of Applying Social Pressure and Social Control): Folklor juga dapat digunakan sebagai alat untuk memaksa dan mengawasi perilaku anggota masyarakat. Cerita-cerita tentang hukuman bagi pelanggar norma dapat mencegah orang untuk melakukan hal yang sama.
 
Contoh-Contoh Folklor di Indonesia
Indonesia kaya akan folklor. Dari Sabang sampai Merauke, setiap daerah memiliki cerita rakyat, legenda, mitos, dan tradisi unik yang menjadi bagian dari folklor mereka. Berikut adalah beberapa contoh folklor yang populer di Indonesia:
- Cerita Rakyat: Malin Kundang (Sumatera Barat), Sangkuriang (Jawa Barat), Timun Mas (Jawa Tengah), Bawang Merah dan Bawang Putih (Kalimantan).
 - Legenda: Legenda Danau Toba (Sumatera Utara), Legenda Tangkuban Perahu (Jawa Barat), Legenda Roro Jonggrang (Yogyakarta).
 - Mitos: Mitos Nyi Roro Kidul (Jawa), Mitos Leak (Bali), Mitos Palasik (Sumatera Barat).
 - Upacara Adat: Upacara Ngaben (Bali), Upacara Sekaten (Yogyakarta), Upacara Kasada (Tengger).
 - Tarian Tradisional: Tari Saman (Aceh), Tari Pendet (Bali), Tari Reog (Jawa Timur).
 - Lagu Daerah: Ampar-Ampar Pisang (Kalimantan Selatan), Apuse (Papua), Gundul Pacul (Jawa Tengah).
 
Contoh-contoh di atas hanyalah sebagian kecil dari kekayaan folklor Indonesia. Masih banyak lagi cerita, tradisi, dan kesenian rakyat yang belum tercatat dan terdokumentasikan dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melestarikan dan mengembangkan folklor sebagai bagian dari warisan budaya bangsa.
Bagaimana Cara Melestarikan Folklor?
Melestarikan folklor adalah tanggung jawab kita bersama. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menjaga agar folklor tetap hidup dan relevan di era modern ini. Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu lakukan:
- Mempelajari dan Mendokumentasikan: Pelajari folklor dari daerahmu atau daerah lain. Dokumentasikan cerita, lagu, tarian, atau tradisi yang kamu temukan. Kamu bisa menulisnya, merekamnya, atau membuat video.
 - Menceritakan Kembali: Ceritakan kembali cerita-cerita rakyat kepada anak-anak, keponakan, atau teman-temanmu. Dengan menceritakan kembali, kamu ikut menjaga agar cerita tersebut tetap hidup.
 - Mempraktikkan Tradisi: Ikutlah dalam upacara adat atau kegiatan tradisional di daerahmu. Dengan mempraktikkan tradisi, kamu ikut melestarikan budaya leluhur.
 - Memanfaatkan Teknologi: Gunakan teknologi untuk mempromosikan folklor. Buatlah konten menarik tentang folklor di media sosial, blog, atau website.
 - Mendukung Seniman Lokal: Dukung seniman lokal yang berkarya dengan mengangkat tema-tema folklor. Belilah karya seni mereka, tonton pertunjukan mereka, atau promosikan karya mereka.
 
Dengan melakukan hal-hal kecil seperti ini, kita dapat berkontribusi dalam melestarikan folklor Indonesia. Ingatlah, folklor adalah warisan budaya yang tak ternilai harganya. Jangan biarkan folklor punah ditelan zaman.
Kesimpulan
Jadi, guys, sekarang kalian sudah paham kan apa itu folklor? Folklor adalah bagian penting dari kebudayaan kita. Folklor adalah identitas kita. Mari kita lestarikan folklor agar tetap hidup dan menjadi kebanggaan bangsa. Semoga artikel ini bermanfaat ya! Jangan lupa untuk terus menggali dan mempelajari folklor dari daerahmu sendiri. Siapa tahu, kamu menemukan cerita atau tradisi unik yang belum banyak diketahui orang. Semangat melestarikan budaya!